Memetakan Jalan Implementasi Kurikulum Merdeka pada Satuan Pendidikan
Memetakan Jalan Implementasi Kurikulum Merdeka pada Satuan Pendidikan
Oleh; Ade Munajat Kepala SMAN 1 Nyalindung Kabupaten Sukabumi Jawa Barat
Dalam tatanan lama yang serba
sentralistis, sekolah dapat dilihat sebagai bagian dari mesin besar birokrasi
pendidikan yang paling ujung dan terendah posisinya. Kepala sekolah dan guru
merupakan skrup pengokoh mesin itu. Dalam jangka waktu yang panjang, mesin
birokrasi itu mengintrusi masuk ke dalam tulang sumsum guru termasuk ke dalam
cara berfikirnya. Lahirlah kemudian guru-guru yang memiliki tipologi mental manut turut menunggu arahan dan partisan.
Guru
dengan tipologi mental seperti tersebut, pada umumnya, sulit diajak berubah.
Sulit dimandirikan. Gagap apabila diajak berkreasi, dan gugup dimerdekakan.
Begitulah salah satu alasan mengapa Kurikulum 2013 menjadi kurang mulus dalam
implementasinya, padahal perubahan mind
set guru menjadi sasaran awal dalam implementasi kurikulum itu. Pun bukan
hal yang mustahil, tipologi guru dengan tipikal mental yang seperti disebut di
atas akan menjadi hantu dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
Adalah
hal yang patut diapresiasi, pemerintah mengambil langkah merekrut sejumlah guru
dalam program guru penggerak, kepala sekolah penggerak, organisasi penggerak,
sekolah penggerak dengan guru pendamping praktik bagi guru penggerak. Program
itu program strategis yang dapat memacu gairah perubahan mind set guru yang tumbuhkembang dalam model tatanan lama ke dalam
tatanan ekosistem baru dalam ruang guru merdeka yang memerdekakan.
Akan
tetapi jumlah guru kita di Indonesia luar biasa jumlahnya. Terdapat hampir tiga
juta guru di seluruh Indonesia. Program guru penggerak tidak akan menyentuh
semua lapisan guru. Hitungan kasar, sampai saat ini, hanya sejumlah 0,01% guru yang
direkrut dalam program itu. Hitungan itu diperoleh dari perbandingan guru yang
direkrut melalui program guru penggerak dibanding jumlah guru yang ada secara
keseluruhan. Hal itu karena guru
penggerak sangat selektif rekrutmennya. Boleh jadi mereka yang masuk ke dalam
program itu, hanya guru yang mampu melihat gula-gula yang akan menjadi semacam tiket
bagi mereka dikemudian hari untuk jadi kepala sekolah. Itu bersebab karena
pemerintah mengeluarkan peraturan bahwa salah satu sarat menjadi kepala sekolah
telah terlebih dahulu menjadi guru penggerak. Dengan demikian, motivasinya
bukanlah motivasi internal yang bertumbuh dari dalam diri akan tetapi motivasi
eksternal karena stimulan yang diberikan oleh pemerintah melalui
Kemendikbudristek. Untuk pembiayaan program itu, pun dapat dipastikan kemampuan
pemerintah terbatas.
Pikiran
apa yang dapat disumbangkan untuk membantu pemerintah berhasil
mengimplementasikan kurikulum merdeka?
Sebagaimana
diketahui, bahwa pemerintah dalam rangka mengimplementasi kurikulum merdeka
melalui dua jalur. Jalur projek dan jalur mandiri. Sekolah pengimplementasi
kurikulum melalui jalur projek dibiayai dan disiapkan sarana dan prasarananya.
Sementara sekolah pengimplemetasi melalui jalur mandiri harus secara mandiri
pula menyiapkan segala sesuatunya. Akankah hasil implementasi itu nanti akan
sama sebangun diantara kedua pengimplementasi kurikulum itu?
Mari
kita bergotong royong berurun rembug menyumbang pikiran kita untuk hal itu.
Utamanya untuk sekolah pengimplementasi melalui jalur mandiri. Langkah apa yang
harus diambil dalam rangka implementasi kurikulum merdeka?
Kepala
sekolah pada masing-masing satuan pendidikan harus bergegas. Pertama,
dianjurkan untuk dapat menyusun peta jalan implementasi kurikulum. Peta jalan
ini penting untuk menuntun arah pelaksanaan kurikulum. Peta itu dapat menggunakan
logika aplikasi Gojek yang menetapkan, “Lokasi Anda dimana?”, “Tujuan Anda mau
kemana?”, “Seberapa jauh jarak Anda untuk sampai ke tujuan?”, “Seberapa lama
waktu tempuh Anda untuk sampai ke tujuan?”, dan “Berapa ongkos yang harus Anda
tanggung setelah sampai ke tujuan Anda?”. Seiring dengan itu, guru-guru harus
tetap disounding untuk menstimulan
pikirannya agar tetap on dalam
konsentarasi sesegera mungkin kurikulum merdeka harus jadi laku dalam ruang
kelas-kelas yang akan mereka ajar.
Kedua,
kepala sekolah harus menginventarisasi semua peraturan perundangan yang menjadi
dasar dan naungan implementasi kurikulum merdeka ini. Mensosialisasikannya
kepada guru seraya mengajak serta membacapahami isi dan ruh semangatnya.
Ketiga, melakukan aksi nyata berupa pembagian tugas guru yang menyangkut
segi-segi teknis administrasi. Ada kelompok guru yang diberi tugas
menerjemahkan capaian pembelajaran menjadi alur tujuan pembelajaran, dari alur
tujuan pembelajaran menjadi tujuan pembelajaran, dari tujuan pembelajaran ke
modul ajar, dari modul ajar ke indikator pencapai kompetensi hingga
assesmennya. Kelompok guru lainnya yang menjadi wakil kepala sekolah dintuntun
dapat menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan dan penguatan projek
profil pelajar Pancasila.
Keempat.
Simulasi praktik pembelajaran dengan wawasan kurikulum merdeka. Setelahnya,
dapat dilakukan evaluasi dan membuat rencana tindak lanjut hasil simulasi.
Apabila yakin on the right track
sesuai dengan yang digariskan, barulah dalam tahuan ajaran baru mendatang
implementasi utuh dipraktikkan di dalam ruang-ruang kelas kita.
MKKS sebagai wadah para kepala sekolah berhimpun juga harus sesegera responsip mengaktifkan MGMP per mata pelajaran pada level kabupaten kota untuk hal yang sejalan dengan peta jalan di atas. Termasuk para wakil kepala sekolah urusan kurikulum dari masing-masing satuan pendidikan guna menyatukan pandangan dan persepsi mengenai implementasi kurikulum, pada level kabupaten kota masing-masing. Saya percaya, PGRI pun sebagai organisasi terbesar yang menaungi guru telah mengambil langkah semacam itu melalui para Ketua Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis yang ada didalamnya.
Semoga
kurikulum ini tidak layu sebelum berkembang terhalang tahun politik yang sudah
tampak di depan mata. Lanjut dengan perubahan kepemimpinan nasional termasuk
penggantian menteri pendidikan yang berubah pikiran untuk mereview kurikulum
merdeka. Ganti menteri ganti kurikulum lagi.
Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar