aminherwansyah

Memetakan Jalan Implementasi Kurikulum Merdeka pada Satuan Pendidikan

Blog Amin Herwansyah | 22 Juni 2022

 Memetakan Jalan Implementasi Kurikulum Merdeka pada Satuan Pendidikan

Oleh; Ade Munajat Kepala SMAN 1 Nyalindung Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

Dalam tatanan lama yang serba sentralistis, sekolah dapat dilihat sebagai bagian dari mesin besar birokrasi pendidikan yang paling ujung dan terendah posisinya. Kepala sekolah dan guru merupakan skrup pengokoh mesin itu. Dalam jangka waktu yang panjang, mesin birokrasi itu mengintrusi masuk ke dalam tulang sumsum guru termasuk ke dalam cara berfikirnya. Lahirlah kemudian guru-guru yang memiliki tipologi mental  manut turut menunggu arahan dan partisan.

Guru dengan tipologi mental seperti tersebut, pada umumnya, sulit diajak berubah. Sulit dimandirikan. Gagap apabila diajak berkreasi, dan gugup dimerdekakan. Begitulah salah satu alasan mengapa Kurikulum 2013 menjadi kurang mulus dalam implementasinya, padahal perubahan mind set guru menjadi sasaran awal dalam implementasi kurikulum itu. Pun bukan hal yang mustahil, tipologi guru dengan tipikal mental yang seperti disebut di atas akan menjadi hantu dalam implementasi Kurikulum Merdeka.

Adalah hal yang patut diapresiasi, pemerintah mengambil langkah merekrut sejumlah guru dalam program guru penggerak, kepala sekolah penggerak, organisasi penggerak, sekolah penggerak dengan guru pendamping praktik bagi guru penggerak. Program itu program strategis yang dapat memacu gairah perubahan mind set guru yang tumbuhkembang dalam model tatanan lama ke dalam tatanan ekosistem baru dalam ruang guru merdeka yang memerdekakan.

Akan tetapi jumlah guru kita di Indonesia luar biasa jumlahnya. Terdapat hampir tiga juta guru di seluruh Indonesia. Program guru penggerak tidak akan menyentuh semua lapisan guru. Hitungan kasar, sampai saat ini, hanya sejumlah 0,01% guru yang direkrut dalam program itu. Hitungan itu diperoleh dari perbandingan guru yang direkrut melalui program guru penggerak dibanding jumlah guru yang ada secara keseluruhan.  Hal itu karena guru penggerak sangat selektif rekrutmennya. Boleh jadi mereka yang masuk ke dalam program itu, hanya guru yang mampu melihat gula-gula yang akan menjadi semacam tiket bagi mereka dikemudian hari untuk jadi kepala sekolah. Itu bersebab karena pemerintah mengeluarkan peraturan bahwa salah satu sarat menjadi kepala sekolah telah terlebih dahulu menjadi guru penggerak. Dengan demikian, motivasinya bukanlah motivasi internal yang bertumbuh dari dalam diri akan tetapi motivasi eksternal karena stimulan yang diberikan oleh pemerintah melalui Kemendikbudristek. Untuk pembiayaan program itu, pun dapat dipastikan kemampuan pemerintah terbatas.

Pikiran apa yang dapat disumbangkan untuk membantu pemerintah berhasil mengimplementasikan kurikulum merdeka?

Sebagaimana diketahui, bahwa pemerintah dalam rangka mengimplementasi kurikulum merdeka melalui dua jalur. Jalur projek dan jalur mandiri. Sekolah pengimplementasi kurikulum melalui jalur projek dibiayai dan disiapkan sarana dan prasarananya. Sementara sekolah pengimplemetasi melalui jalur mandiri harus secara mandiri pula menyiapkan segala sesuatunya. Akankah hasil implementasi itu nanti akan sama sebangun diantara kedua pengimplementasi kurikulum itu?

Mari kita bergotong royong berurun rembug menyumbang pikiran kita untuk hal itu. Utamanya untuk sekolah pengimplementasi melalui jalur mandiri. Langkah apa yang harus diambil dalam rangka implementasi kurikulum merdeka?

Kepala sekolah pada masing-masing satuan pendidikan harus bergegas. Pertama, dianjurkan untuk dapat menyusun peta jalan implementasi kurikulum. Peta jalan ini penting untuk menuntun arah pelaksanaan kurikulum. Peta itu dapat menggunakan logika aplikasi Gojek yang menetapkan, “Lokasi Anda dimana?”, “Tujuan Anda mau kemana?”, “Seberapa jauh jarak Anda untuk sampai ke tujuan?”, “Seberapa lama waktu tempuh Anda untuk sampai ke tujuan?”, dan “Berapa ongkos yang harus Anda tanggung setelah sampai ke tujuan Anda?”. Seiring dengan itu, guru-guru harus tetap disounding untuk menstimulan pikirannya agar tetap on dalam konsentarasi sesegera mungkin kurikulum merdeka harus jadi laku dalam ruang kelas-kelas yang akan mereka ajar.

Kedua, kepala sekolah harus menginventarisasi semua peraturan perundangan yang menjadi dasar dan naungan implementasi kurikulum merdeka ini. Mensosialisasikannya kepada guru seraya mengajak serta membacapahami isi dan ruh semangatnya. Ketiga, melakukan aksi nyata berupa pembagian tugas guru yang menyangkut segi-segi teknis administrasi. Ada kelompok guru yang diberi tugas menerjemahkan capaian pembelajaran menjadi alur tujuan pembelajaran, dari alur tujuan pembelajaran menjadi tujuan pembelajaran, dari tujuan pembelajaran ke modul ajar, dari modul ajar ke indikator pencapai kompetensi hingga assesmennya. Kelompok guru lainnya yang menjadi wakil kepala sekolah dintuntun dapat menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan dan penguatan projek profil pelajar Pancasila.

Keempat. Simulasi praktik pembelajaran dengan wawasan kurikulum merdeka. Setelahnya, dapat dilakukan evaluasi dan membuat rencana tindak lanjut hasil simulasi. Apabila yakin on the right track sesuai dengan yang digariskan, barulah dalam tahuan ajaran baru mendatang implementasi utuh dipraktikkan di dalam ruang-ruang kelas kita.

 

MKKS sebagai wadah para kepala sekolah berhimpun juga harus sesegera responsip mengaktifkan MGMP per mata pelajaran pada level kabupaten kota untuk hal yang sejalan dengan peta jalan di atas. Termasuk para wakil kepala sekolah urusan kurikulum dari masing-masing satuan pendidikan guna menyatukan pandangan dan persepsi mengenai implementasi kurikulum, pada level kabupaten kota masing-masing. Saya percaya, PGRI pun sebagai organisasi terbesar yang menaungi guru telah mengambil langkah semacam itu melalui para Ketua  Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis yang ada didalamnya.

Semoga kurikulum ini tidak layu sebelum berkembang terhalang tahun politik yang sudah tampak di depan mata. Lanjut dengan perubahan kepemimpinan nasional termasuk penggantian menteri pendidikan yang berubah pikiran untuk mereview kurikulum merdeka. Ganti menteri ganti kurikulum lagi.

Semoga.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar